Senin, 28 Maret 2016

Tren Serba Kebalik

0 comments
Tren, satu kata ini banyak digunakan untuk menunjukkan banyaknya orang yang melakukan sesuatu hal sejenis dan diikuti banyak orang. Kalau boleh dibilang, orang ikut tren, termasuk orang latah, mudah terpengaruh dengan tindak-tanduk orang. Tidak perduli yang penting senang, dalam bahasa Jawa, "ora ngurus, sing penting seneng". Cuma, tren yang terjadi saat ini serba kebalik. Contohnya di pelosok kampung, anak kecil sekolah dasar sudah pandai mengoperasikan Android, Tablet, bahkan komputer di warnet jadi santapan harian sepulang sekolah. Tapi orang dewasa, ada yang mulai menggandrungi mobil-mobilan dari kayu yang meniru kendaraan truk dilengkapi dengan sound system seperti layaknya truk pengiring karnaval.
Memang tak murah biaya pembuatannya, berkisar 1 sampai 5 Juta per unit bahkan lebih, tapi mainan yang seharusnya digunakan oleh anak-anak, malah digemari oleh orang dewasa.
Jika dibandingkan jumlah peminat konser musik Metal dengan Konser Musik religius, dapat dipastikan jumlahnya jomplang. Lebih banyak yang suka Metal, apalagi dibanding dengan jumlah yang hadir dalam pengajian mingguan, dua mingguan atau bulanan.
Masih ingat dengan maraknya Kaum LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) dengan lambang benderanya Warna Pelangi. Manusia diciptakan untuk berpasangan lelaki dan perempuan, tapi kaum ini suka sesama wanita untuk Lesbi, suka sesama laki-laki untuk Gay, menyukai keduanya, baik laki-laki maupun perempuan. Dan yang terakhir transgender, laki-laki bertingkah layaknya perempuan, bahkan ada yang melakukan operasi kelamin dan mengajukan pengesahan pergantian kelaminnya itu kepada Pengadilan Agama. Sebaliknya juga ada perempuan yang bertingkah laku layaknya laki-laki, dari segi berpakaian, berjalan, dan melakukan hal-hal yang bersifat maskulin.
Tren dapat dijadikan indikator pergeseran moral manusia, yang menunjukkan bahwa masa-masa kini, perorangan lebih mengandalkan kesenangan pribadinya. Individualistis dikedepankan untuk alasan memenuhi kebutuhan hidup, eksistensi di masyarakat. Kalau tak ikutan yang lagi ngetren, khawatir ketinggalan jaman dan tak eksis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar