Selasa, 29 Maret 2016

Pengen jadi Artis Terkenal

0 comments


Menjadi artis banyak didambakan oleh masyarakat saat ini, banyak yang berbondong-bondong mendaftar untuk bersaing menampilkan bakat. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, laki-laki maupun perempuan, dari pelosok desa hingga penduduk di tengah kota. Memang ada yang betul-betul berbakat, tapi tidak sedikit yang bermodalkan semangat tanpa didukung dengan kemampuan yang diharapkan para juri. Bakat yang ditampilkan seperti menyanyi, bermain alat musik, menari, sulap, hingga atraksi akrobatik. Semua menginginkan satu hal, ingin lolos menjadi artis.

Memang enak jadi artis ? sebagian berpikir menjadi artis akan mendapatkan keuntungan seperti banyak Job, konser, show offline maupun tampil di layar kaca, banyak duit, dan terpenting ialah menjadi orang terkenal. Bayangan menjadi orang yang terkenal senantiasa membayangi langkahnya untuk melakukan segala upaya agar cita-citanya tercapai.

Padahal, tidak selamanya semua keinginan dapat dicapai. Belum tentu segala upaya dan daya yang telah dikerahkan dapat mencapai apa yang diinginkannya. Beberapa kasus pernah terjadi, orang yang dijanjikan menjadi artis terkenal  harus berkorban harta benda, bertaruh dengan kehormatannya, gadis harus menyerahkan keperawanannya. Macam-macam modus yang berujung penipuan yang dilakukan oleh oknum agen-agen keartisan.

Orang tua yang bijak memang seharusnya memberikan kesempatan bagi anak-anaknya untuk berapresiasi sesuai dengan keinginannya, namun alangkah lebih bijak jika orang tua memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada anaknya dengan teladan yang baik pula. Salah satu contoh, jika kita muslim, apakah yang harus dipahami terlebih dahulu dalam hidup ini sebelum masalah yang lainnya. Jawabannya adalah akidah, meyakini bahwa Tiada Tuhan Selain Alloh dan Nabi Muhammad adalah Utusan-Nya. Menanamkan akidah bukan perkara mudah, karena orang tua lah yang paling awal melakukannya. Segala sesuatu yang dilakukan seseorang motivasinya adalah keinginan mendapatkan ridho dan keberkahan dari Tuhannya. Tingkah laku manusia sudah dicontohkan oleh Utusan Allah, dari segi ibadah maupun amalan keseharian. Pasti banyak yang masih akan mendebat, masalah yang berkaitan dengan hati,  urusan pibadi dengan Tuhan itu adalah urusan masing-masing, sesama manusia tidak dapat menghakimi. Tapi coba bayangkan seandainya agama tidak pernah ada di muka bumi ini, tingkah laku manusia lebih beringas daripada hewan, bebas tanpa aturan. Keterkaitan keyakinan beragama dengan perilaku keseharian tidak akan dapat dibeda-bedakan, dipisah-pisahkan karena status sebagai hamba, tidak pernah lepas dari diri seseorang walaupun ada yang mengaku malaikat, ataupun nabi.
Menjadi artis tidak semata-mata menjadi terkenal, banyak fans, bergelimang harta, menaikkan derajat keluarga, disegani tetangga. Menyandang status artis secara tidak langsung akan menjadi public figure yang tindak tanduknya akan ditiru masyarakat. Entah yang ditunjukkan hal baik, ataupun buruk, sadar maupun tidak sadar, penampilan sang artis akan menjadi inspirasi untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Akan banyak sekali muncul masalah, mulai dari segi berbusana, berbicara, bertingkah laku, bersosialisasi dengan lingkungan sesama artis, salah bicara saja, dampaknya akan sangat cepat menyebar luas. Belum lagi kebiasaan dalam hidupnya akan cenderung berubah, karena adanya aturan, jumpa penggemar, shopping, perawatan tubuh, jadwal show, dan lain sebagainya.
Kembali kepada keinginan menjadi artis, perlu untuk dipikirkan berulang kali, yaitu motivasi atau niat, cara yang akan ditempuh, penampilan atau performance yang akan disuguhkan, materi yang akan dibawakan, pengaruh positif dan negatif yang akan dimunculkan dari penampilan tersebut, serta potensi-potensi pelanggaran terhadap aturan agama yang sangat sering nampak di panggung hiburan, pentas seni, dan acara televisi. Hal-hal yang  jelas-jelas melanggar aturan-aturan agama dianggap sebagai hal yang sudah biasa dan bahkan digemari. Berapa banyak wanita membuka aurat dan dipertontonkan di depan masyarakat, goyangan yang tidak sepantasnya ditampilkan menjadi kesenangan tersendiri untuk dinikmati dan terkesan jual diri. Inikah yang akan dikejar untuk bekal hidup di masa mendatang, ataukah berprasangka bahwa tiada hari kebangkitan setelah kematian. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar